Minggu, 01 Februari 2015

    Inggar LOVE STORY

Dipagi hari yang cerah matahari terlihat sangat bersersemangat untuk menyinari isi bumi ciptaan Tuhan, sama seperti ku Inggar yang selalu bersemangat untuk pergi ke kampus menuntut ilmu dan selalu fokus untuk hal itu, Inggar gadis yang sangat cantik dan berkacamata yang selalu sehabis pulang dari kampus menyempatkan diri untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca buku tentang pelajaran, novel maupun tentang tarian modern, yup! dia juga suka dengan musik pop. tetapi dibalik kegiatannya di perpustakaan dia menyempatkan untuk bergabung di Komunitas Break Dance Eifel, yup komunitas yang isinya hanya orang-orang tertentu, orang yang bisa '' kaki dikepala, kepala dikaki'' yahahaha diibaratkan nya seperti itu. tidak banyak yang mengetahui nya bahwa Inggar mengikuti kegiatan seperti itu, karena di mata orang Inggar itu wanita pendiam dan hobby nya hanya membaca buku saja.


Saat pukul 2siang Inggar berniat untuk mengunjungi perpustakaan yang ada di jalan Asdfghjkl yang terletak di depan seorang rumah lelaki yang dahulu nya teman kecil Inggar tetapi tidak dia sadari.
Saat dia masuk ke perpustakaan ada seorang laki-laki yang bernama Gibran sedang duduk di kursi yang meja nya masih kosong, Gibran ini teman kecil nya Inggar, Gibran menyadari hal itu tetapi dia selalu diam walaupun saat kecil nya dia paling cerewet. Inggar selalu memandangi Gibran seolah-olah dia pernah melihat lelaki itu, tetapi kapan? ah sudahlah dia selalu menghiraukan tentang itu, dia kembali fokus untuk memilih buku kesukaan nya yaitu buku tentang IPA atau gerakan dance untuk di sanggar nya, dia memilih untuk duduk di depan seorang lelaki tadi, dia selalu cuek dan tidak peduli ada siapa atau siapa yang sekitarnya asal dia nyaman.

Satu jam lama nya dia membaca buku itu sambil berbolak balik ke rak buku untuk mengambil buku judul yang lain, akhirnya lelaki tersebut yang ada di depannya memanggil Inggar
'' hai, kamu ini kenapa bolak balik terus sih? gasuka baca buku diem aja'' - Gibran berkata seperti itu dengan nada yang tinggi. Inggar hanya diam dan memandangnya agak jutek, lalu dia pergi dari perpustakaan tersebut untuk pergi ke sanggar tari nya.
Inggar tidak sadar bahwa Gibran itu membuntuti nya dari belakang, dan asal kalian tau Gibran itu seorang lelaki yang sudah bekerja di salah satu Perusahaan milik ayah nya, dia meneruskan perusahaan tersebut disaat ayah nya pergi ke Jerman selama 3tahun.

Inggar terus saja latihan dengan rekan-rekan nya rencananya komunitas mereka akan mengikuti lomba di Australi untuk mendapatkan uang yang nilainya sangat besar. Gibran kadang tak sadar, mengapa dia membuntuti wanita tersebut tetapi kali ini tidak dia seperti nya ada rasa yang enak dihatinya. Setelah Gibran menunggu di gerbang komunitas tersebut, dia hanya duduk dan memainkan iPod nya, dia ketahuan oleh Inggar. Inggar kebingungan kok anak lelaki yang tadi itu yang bikin dia kesal tau kalau dirinya itu mengikuti sanggar, yaa Inggar langsung menepuknya
'' hei, kamu ngapain ke sini? kamu membuntuti ku ya? '' - tanya Inggar heran kepada Gibran, seorang lelaki itu terkejut lalu lari terbirit-birit. Inggar merasakan hal yang aneh, merasakan hal yang nyaman didekatnya saat menepuk seorang lelaki itu. Saat pukul 5 sore, Inggar baru tiba dirumah nya dia capek, kelelahan sehabis latihan nari tadi siang, dia mencari makanan yang bisa dimakan di kulkas nya, yup Inggar sudah memiliki rumah sendiri yang cukup luas tetpai hanya untuk dirinya saja sendiri, ayah dan ibu nya pergi keluar negeri untuk menguji kemandirian Inggar di Indonesia, tak lama iPhone ku berbunyi, dan di layar tersebut terdapat nomor telepon yang tidak dikenal, yaa aku angkat saja, dan saat diangkat suaranya itu lelaki dan dia berkata
'' haii kamu wanita yang tadi di perpustakaan dan ikut sanggar itu kan?'' ternyata yang menelpon itu Girbran

'' ya betul, memang ini siapa? mengapa kamu tau nomor telpon ku?'' - aku bertanya sangat heran kepada seorang sok sok misterius penelepon itu
'' ya aku Gibran, aku mendapat kan nomer mu dari teman sanggar mu, maaf tadi aku membuntuti mu, ya karena aku penasaran kamu mirip dengan wanita yang dari dulu aku kagumi dan aku sayangi'' - Gibran berkata seperti itu, tetapi jantung ku rasanya berdebar-debar sekali, rasanya aku juga merasakan hal itu tetapi aku masih ragu.
'' ohh karena itu, yasudah jangan ganggu dulu yaa, aku sedang ingin beristirahat'' - jawabku dengan lembut dan menutup telpon itu. Dia sebenarnya tidak ingin menutup telpon itu tetapi... dia ingin memikirkan dan mengingat-ingat siapakah lelaki itu? mengapa dia bisa berbicara seperti itu?

Keesokan hari nya, Inggar bangun pagi untuk pergi ke kampus, seperti biasa nya dia hanya memakai kaos ditambah kemeja dan jeans biru dengan tas gendong yang bergambar kupu-kupu, yang berwarna abu-abu dan warna merah menambah menjadikan tas itu lebih menarik, banyak anak kampus lainnya yang berpakaian tidak sopan, ya walaupun aturannya bebas tetap saja Inggar tidak tertarik dengan baju yang pendek, seperti rok mini, baju belum jadi dan lain lain. Saat dia di depan kampus, ada lelaki yang menghampirinya yup itu Gibran, Inggar heran kok Gibran kuliah juga yaa, bukan nya dia ini sedang mengurusi perusahaan milik ayah nya? dan saat ia bertanya seperti itu Gibran menjawab
'' aku juga kuliah sambil kerja, numpung kerjaan ku tidak terlalu sulit untuk ditinggal ya sudah aku memutuskan untuk kuliah lagi sekalian nambah wawasan dan teman-teman yang menarik seperti mu ((:'' - Gibran menjawab itu dengan senyum manisnya dan membuat Inggar senyum sangat lebar dipagi hari dan membuat jantungnya berdebar-debar apalagi tangannya yang gemetaran. Akhirnya mereka berbincang-bincang soal sanggar nya Inggar,pelajaran, pekerjaan nya Gibran dan....... diakhir obrolan Gibran bilang kepada Inggar
'' Gar nanti aku tunggu yaa jam 8 di cafe American food, aku ingin menunjukan sesuatu untuk mu :))'' -kata Gibran sambil mengelus rambut Inggar yang ikal, lucu sekali...

''Malam yang gelap pun tiba tapi malam yang gelap akan bersinar jika ada kehadiran mu disini sayang.... '' seperti itu lah lirik lagu yang didengarkan di headset nya Inggar saat perjalanan menuju Cafe, dia datang dengan baju panjang putih dan rok selututnya yang berwarna hitam. Dia dari kejauhan melihat Gibran sedang menunggunya, dia langsung menghampirinya.
'' haii Gep, maaf aku agak telat yaaa, hehehe'' - kata Inggar sembari tertawa manis
Girban terkejut melihat penampilannya, yang biasa nya agak tomboy dan sekarang girly sekali, dan sangat cantik, rambutnya di keriting gantung. dan Gibran hanya terdiam melihat Inggar.
'' eh iyaa, hehe gapapa kamu mau pesen apa?'' - Gibran langsung menyadari nya.
Tak lama kemudian setelah tertawa bersama, dan mengadu game bersama Gibran menunjukan foto dirinya dengan seorang wanita yang cantik yang dia sayangi dari kecil yaitu Inggar,
Inggar terkejut, Inggar juga memiliki foto tersebut, itu Inggar saat di acara drama ''Romeo&Juliet'' saat perpisahan sekolah saat duduk di kelas SMP, Inggar hanya terkejut dan terdiam, lalu dia pergi dari cafe tersebut, dan dengan cepat dia mengendarai mobil tersebut. Gibran heran, heran sekali dan kecewa mengapa Inggar langsung pergi begitu saja, apa dia marah denganku? apa salahku? atau jangan-jangan memang dia wanita yang di foto itu? dia lansung menelpon nomor Inggar, tetapi iPhone nya tidak aktif....

3Tahun kemudian mereka lost contact, Inggar telah pindah kuliah ke Jerman dan tinggal kembali bersama kedua orangtua nya Inggar melupakan kejadian saat 3tahun yang lalu, tetapi beda hal nya dengan Gibran walaupun sekarang dia sudah jadi pewarisan perusahaan ayahnya itu tetap dikepala Gibran masih berpikir '' mengapa Inggar saat itu pergi? dan pergi sangat lamaa sekali, aku rindu kamu..... aku rindu... '' seperti itu lah kata-kata yang biasanya diucapkan Gibran.
Gibran saat itu jarang buka twitter, tetapi saat ini juga Gibran membuka nya dia harap Inggar masih mem ''follow'' dia di twitter, dan ternyata BENAR, Inggar meng-tweet '' Haiii aku rindu speaking indonesia, Jakarta aku rindu... '', Gibran terkejut dia langsung mencari letak lokasi Inggar dimana, dan ternyata sudah ketemu,dia merencanakan untuk pergi ke Jerman untuk menyusul Inggar, dan akhirnya Gibran memberanikan untuk mention ke Inggar '' hai Inggar sudah lama kita tidak bertemu :)), kamu di Jerman ya? alamat mu dimana? lusa aku akan kesana ((;''
Inggar terkejut saat ada Notif dari Gibran, dia shock, rasanya nano nano, seneng pastiii dan akhirnya dia memberi alamat nya kepada Gibran.

Akhirnya di Hari Sabtu Gibran membawa teman-temannya ke Jerman, dia menempuh perjalanan selama 1jam set untuk transit ke Singapore, lalu dia naik Lufthansa lama perjalanan ke Frankfurt,Jerman ditempuh selama 16-17 jam. sesampai nya dia di bandara, dia mencari hotel dekat bandara, dan menemukan Hotel '' Mecure Hotel Berlin City West '', akhirnya dia sempat berkeliling dahulu dari situ, mungkin dari hobby nya travelling, dan setelah satu hari di Jerman, dia baru memberi tahu kepada Inggar, kalau dia udah di Jerman.

Dia ke Jerman berniat untuk bertunangan bersama Inggar, dia berkompromi dengan orang tuanya Inggar, dan orang tuanya pun menyetujui nya, Gibran membuat surprise di kamarnya Inggar sepeti balon-balon yang berbentuk hati di langit kamarnya Inggar, kasurnya di taburi bungan berbentuk hati, dan boneka yang sangat besar dan seikat bunga sebanyak 1000bunga, seperti hal nya Gibran telah menunggu Inggar 1000 tahun lamanya..... dan menyiap kan lilin'' di sekitar depan pintu kamar nya yang bergambarkan seorang lelaki memeluk wanita nya dan bertulisan '' Aku ingin masa depan ku berasamamu, maukah kau bertunangan denganku? '' sambil dikelilingi lilin dan digambarkan hati.

Tak lama pukul 7malam tiba, Inggar pun pulang, dan heran
'' Kok ini rumah gelap amat? bundaaa ini mati listrik? Jerman jelek ahh biasa nya juga ga gini'' - Inggar ngomong sendiri seperti itu. dan dia hiraukan itu dan saat membuka pintu.............................
''Tadaaaaaaaaa haloooo Inggar..... '' - kata Gibran dan teman-teman nya yang memakai baju huruf satu - satu yang bertuliskan '' I LO VE YOU SO MU CH <3'' dan disitu Gibran memberikan boneka nya dan bunga nya, Inggar pun terkejut dan menangis terharu karena surprise itu, dan tentu Inggar menerima lamaran itu ((:. lalu Gibran memutuskan untuk tinggal di Jerman dan teman-temannya pulang ke Indonesia :)


                                                   THE END

hehehe terimakasih telah membaca ;) ditunggu komentar nya yaa :3